Kali ini saya ingin berbagi pengalaman
saya selama saya mulai sering touring sendirian sejauh 300 km lebih menggunakan
sepeda motor. Dari segi kehidupan saya, yang mana touring yang saya lakukan
bukan untuk liburan atau piknik, tetapi untuk merantau, yang mana kota asal
saya adalah Yogyakarta kota istimewa, merantau ke kota Surabaya.
Bagi
diri saya yang menyukai touring, pasti senang bisa riding jauh bersama
tunggangan baru yg bertenaga dan cukup nyaman, motor p200ns. Apalagi saya baru
sekali touring sejauh 300 km lebih menggunakan byson, yaitu jogja – bromo, dari
situ saya mulai ketagihan, tetapi tak pernah terlaksana hingga hampir 1 tahun
menjelang untuk mengulanginya kembali. Hingga keinginan saya selalu bergejolak,
akan tetapi hanya bisa melakukan touring – touring pendek saja yang mentok
hanya sekitar 110 km an saja. Contoh : jogja – dieng , jogja – candi cetho.
Dari
situ saya memutuskan untuk merantau saja ke surabaya, dengan kondisi yang
memang sangat memungkinkan, yaitu saya baru saja mengalami insiden “dirumahkan
dari tempat kerja saya” yang ada di jogja pada bulan april 2017. Saya
mengungkapkan rencana saya ini kepada keluarga saya dan keluarga saya
mengijinkan. Saya merencanakan berangkat ke surabaya setelah lebaran idul
fitri. 3 bulan sudah saya kluntang
kluntung di jogja tanpa ada kerjaan, sampai saatnya tiba saya harus berangkat
ke surabaya. Tanggal 7 juli saya berangkat. Awalnya saya tidak boleh untuk
berangkat naik motor, ortu menyarankan untuk di paketkan saja motornya, tapi
karna tekat saya sudah bulat untuk naik motor, akhirnya rayuan mawut saya
berhasil meluluhkan hati raja dan ratu di rumah untuk mengijinkan saya naik
motor. Bermodalkan tekat dan keinginan yang tebal, dan tak lupa uang untuk
membeli bensin dan makan dijalan.
Saya
berpamitan dengan ibu saja, karna bapak sedang kerja, adik sedang main ke rumah
temannya, kakak kerja juga.
Sedikit
berat juga meninggalkan rumah, karna aku pergi untuk merantau, bukan untuk
liburan atau piknik, karena merantau aku jadi tidak tau kapan lagi aku kembali
ke rumah lagi berkumpul dengan keluarga dalam kehangatan. Tapi tak apa – apa,
agar aku bisa lebih mensyukuri ketika aku bisa menyempatkan diri untuk kembali
ke rumah walau hanya sebentar saja. Dan masih banyak lagi yang bisa ku dapat
lebih bersyukur di perantauan.
Tak
lupa saya juga pamitan dengan pacar saya, lewat wa saja, karna tadi pagi juga
sudah pamitan secara langsung.
Saya
sudah merencanakan jalur yang akan saya lewati menggunakan gps. Saya akan
melewati jalur tengah, yaitu lewat jogja – klaten – solo – sragen – ngawi –
madiun – caruban – nganjuk – jombang – mojokerto – surabaya.
Dan
semuanya sudah siap, diantaranya adalah sepeda motor, sim, stnk, bpkb nggak
usah kayaknya, tool kit, peralatan pribadi seperti baju ganti, p3k dll dan tak lupa
tas untuk membawanya.
Ba’dha
Ashar saya lepas landas. Sampai di kota jogja, macetnya alamak 1,5 jam sendiri
saya dijogja, selepas bandara adi sucipto jalanan baru bisa lancar dan mulai
keluar dari area DIY. Memasuki klaten jalan relatif lancar tak ada macet berarti.
Memasuki area solo saya berhenti untuk sholat magrib. Saya buka hp untuk
mengabari ortu dan pacar saya. Melihat riding gear saya dan barang bawaan saya yang banyak, seorang
petugas pom bensin tertarik untuk bertanya tujuan saya dalam pengembaraan saya
kali ini, saya jawab saja mau ke surabaya, petugas pom sangat terkejut, dan
mengatakan bahwa surabaya masih 300 an km lagi. Saya mencoba untuk tidak
mencerna jarak yang dikatakan oleh petugas pom tersebut. Saya sadar 300 km itu
jauh sekali, apalagi ini sudah jam 6, pertanyaannya jam berapakah saya sampai
di surabaya. Tapi sama sekali tak kupikirkan. Yang terpenting adalah tekat
saya, yang harus selalu konsisten dan bertahan menghadapi apapun di jalanan
yang keras.
Saya
hela nafas untuk kembali nyicil perjalanan. Masuk kota solo sangat macet dan
ngunci gak bergerak sama sekali, tapi untung hanya sebentar saja, selebihnya
rame lancar, di kota solo saya ambil jalan lurus terus saja dan saya ikuti
jalan hingga menemui plang memasuki karanganyar, dan belok ke kiri tepat di
pertigaan fly over di karanganyar yang saya nggak tau apa nama fly over
tersebut, tapi sepertinya satu – satunya fly over di karanganyar. Saya ikuti
saja setiap ada plang menuju surabaya, hingga memasuki sragen saya ke kiri
melewati bypass dan tidak melewati kota sragen, melewati bypass cenderung lebih
lancar daripada melewati kota sragen tapi memutar yang menurut saya cukup jauh,
tapi bisa ngebut karna tak ada banyak lampu lalin seperti di kota, jalanan ada
yang terbuat dari beton dan juga aspal biasa, bypass di sragen ini adalah jalur
untuk kendaraan – kendaraan besar seperti bus, truk dan kendaraan besar
lainnya. Jalur relatif aman, walaupun malam hari, walau agak sepi, yang penting
jangan terlalu larut, apalagi bagi biker yg jalan sendirian seperti saya.
Melewati
jawa timur kondisi aspal sedikit lebih banyak lubang dari pada ketika di jawa
tengah. Tetapi saat melewati hutan ngawi aspal sangat mulus, tapi jangan sampai
terbuai untuk ngebut, ngapain juga gelap – gelap di hutan ngebut. Hehe. malam
itu hutan ngawi cenderung rame dengan kendaraan besar dan beberapa kendaraan
kecil, saya merasa enjoy aja walaupun di hutan yang gelap. Selesai melewati
ngawi saya bisa menilai bahwa ngawi adalah kabupaten yang panjang, seperti tak
ada habisnya ketika melewatinya. Kondisi aspal juga cukup beragam, dari yang mulus
sampe bopeng – bopeng tapi masih encess lah 50 kpj buat p200ns saya
nglewatinnya. Pemandangan pun juga tak kalah beragam, dari hutan hingga
perkotaan. Ada sebuah pertigaan yang mana ke kanan melewati jalur kendaraan
besar memutar cukup jauh dan jalur lurus melewati kota ngawi, saya memilih
jalan memutar karna saya waktu itu memang belum tau apa – apa tentang jalur
situ, yang pasti lebih jauh saja.
Lanjut
lagi, sekitar jam 8 kurang malam hari mulai terlihat gapura selamat jalan kab
ngawi, dan beberapa km muncul gapura selamat datang madiun di depan saya,
sepertinya enak buat foto, tapi kok gelap, kapan – kapan ajalah kalau terang
saza . hihi
Memasuki
kab madiun, kondisi jalanan tak berbeda jauh dari pada ngawi, tapi madiun
sangat pendek untuk dilewati, sebentar saja saya berada di kab madiun karna
menurut peta saya hanya melewati pojok utara kab madiun saja, keluar kab madiun
dan memasuki kota caruban, saya mengikuti plang ke arah surabaya saja dan lagi
– lagi saya melewati jalur kendaraan – kendaraan besar lagi yang belok ke kiri
sebelum memasuki kota caruban, yang mana itu juga memutar lebih jauh daripada
melewati kota caruban. Tapi lebih sepi dan bisa lebih ngebut juga, tapi tetap
harus hati – hati, karna jalan banyak lubang besar. Setelah jalur ini mulai
sering saya menyebrangi rel kereta, dan tulilulilutt ada kereta lewat, saya
harus menunggu, sambil menunggu saya keluarkan hp saya untuk mengabari keluarga
di jogja dan pacar saya yang di jalan tadi sudah nelpon – nelpon terus, tak
lupa saya juga mengabari bulik saya yang ada di surabaya yang akan menampung
saya sementara waktu sampai saya menemukan pekerjaan di surabaya .
jugkijagkijugkijagkijug kereta lewat sudah dan plang di buka saya mulai
memasukan gigi motor saya dan gass. Di kab nganjuk macet oleh kendaraan –
kendaraan besar, malam – malam begini. Hmm tak apa tetep trabas walaupun harus
lewat gravel berkrikil yang beresiko untuk motor dapat tergelincir bila tak
berhati – hati . gravel yang kering kerontang membuat debu sangat banyak
beterbangan di udara. Hingga motor p200ns saya sampai dekil debu semua di
seluruh badan, termasuk saya . haha. Tidak apa – apa namanya juga touring,
apapun harus dilalui . hihi keep fighting pokok e
Akhirnya
kemacetan selesai kulewati dan riding kulalui dengan santai sampai masuk kab
jombang jam 10 an malam, kondisi aspal di jombang mayoritas nggak bisa di pake
buat ngebut, jadi harus hati – hati, kalo nekat ya terima sendiri
konsekuensinya, kendaraan – kendaraan besar relatif banyak . Tapi karna saya
berhati – hati, jombang bisa saya lewati dengan mudah.
Memasuki
kab mojokerto jalan lebar seperti ringroad di jogja hanya minus jalur motor
saja tapi tetap bisa di lalui motor juga, kondisi aspal cukup enak, mulai
banyak ditemui industri dan pabrik di daerah ini. Harus lebih fokus lagi bila
sampai mojokerto, karna kendaraan besar cukup bisa ngebut disini. Jadi jangan
terlena dengan apapun disini.
Selepas
itu akan memasuki kab sidoarjo, daerah krian tepatnya, jalan relatif masih sama
seperti mojokerto keadaannya. Tapi mulai macet oleh kendaraan besar maupun kecil,
tetapi hanya waktu – waktu produktif masyarakat saja, kalau saya sampai situ
sudah sekitar jam 11 malam lebih jadi fine – fine aja .
Saya
berhenti di pinggir jalan untuk mengabari bulik saya di mana letak rumahnya,
saya sangat bingung, jalanan bercabang kemana – mana ketika mulai memasuki area
surabaya, ketika mau menggunakan gps tiba – tiba gps saya menjadi bego dan
tidak bisa mendeteksi posisi saya, alhasil saya hanya membaca gps secara
manual, dan beberapa kali tanya ke orang nihil hasilnya, lagi – lagi karna
jalan di surabay banyak yg bercabang, tapi sedikit – sedikit membuat saya
semakin dekat dengan dukuh kupang, tempat tinggal bulik saya. Dan saya telpon
bulik saya ketika saya sudah sampai bonbin dan tanya orang saja jalan menuju
tvri. Akhirnya ketemu dan saya sudah didepan tvri kemudian disamperin bulik,
seneng rasanya karena baru saja muter – muter nggak jelas hampir 2 jam hampir
nangis di tengah malam sepi dan sendiri. Huahuahuaaa
“doni
sudah makan ?” tanya bulikku
“belum
bulik” jawabku
“mau
nasi goreng ?” tanya bulik lagi
“mau
bulik” dalam hati mauuu buangeeetttt
Alhamdulillah
saya bersyukur sekali sudah sampai di surabaya di rumah bulik. Bulik saya
notabene hubungannya sangat dekat dengan ibu saya, alhasil saya sangat di
perhatikan . yeyyyeee
Perjalanan
selama 9 jam sendiri di gelap malam di temani kendaraan – kendaraan besar ini
akan menjadi pelajaran untuk besok ketika saya riding untuk mudik ke jogja dan
sebaliknya. Dan yang lebih penting lagi adalah dapat menambah keberanian dan
rasa bersyukur dalam menjalani kehidupan ini.
Tak
terasa ternyata sudah jam 1 malam, selesai makan nasi goring langsung tidur
saja, takut kelelahan dan sakit nantinya malah ngrepotin. hehehe
![]() |
p200ns di mandiin setelah berjibaku di lintas jogja - surabaya. geerrrrrrr |
Thanks
all ^_^
No comments:
Post a Comment