Halo pemirsa semua dimanapun anda berada, selamat menikmati
hari kerja, keep spirit.
Di sela – sela waktu kali ini saya akan sharing, tentang
stress nya saya kemarin, touringnya maksudnya, touring ketika saya sedang
stress.
Stress dengan hiruk pikuk kehidupan di kota dengan segala
permasalahan, di tempat kerja terutama.
Hari sabtu tanggal 14 okt 2017, entah bagaimana caranya saya
harus bisa mengobati kestressan saya ini, mungkin bias dengan membeli sesuatu,
dan saya coba cari – cari barang di jual beli online, saya menemukan barang
yang menurut saya cocok untuk saya beli. Kemudian saya menghubungi penjual, dan
otw untuk melihat barang, ternyata setelah melihat barang ada minus yang tidak
bisa saya terima, alhasil saya tak jadi membeli barang tersebut, kecewa sih,
Hiks. Dan saya memutuskan untuk membeli barang titipan teman saya, saya
langsung menuju toko yang berada di sekitaran jalan ahmad yani Surabaya. Dan
ternyata tokonya tutup. Haduhh sial bener, 2 tempat dikunjungi tanpa
mendapatkan apa – apa, panas pula, karna waktu itu jam 11 pagi, yang mana
matahari lagi seneng – senengnya manas – manasin gundul orang . hal tersebut
berhasil membuat saya makin stress, dan terbesit pikiran saya untuk nekad
touring sendiri ke arah selatan yaitu ke arah gunung arjuno, begitu yang saya
tau.
Selain stress saya juga sedang rindu dengan suasana
pegunungan dan enyah dari panasnya kota, langsung cuss saja dari jalan ahmad
yani Surabaya. Terlalu nekad karna saya sama sekali tidak menengok rute via
gps, alhasil saya salah jalan, saya sampai balongbendo malah lurus terus sampai
mojokerto mengarah ke jombang, saya pun harus mencari jalan ke kiri atau ke arah
mojosari, akhirnya ketemu. Jalan yang saya lalui cenderung gampang, nggak ruwet
banyak persimpangan. Perjalananpun menjadi cepat saya lalui, ikuti plang saja.
Tak terasa hanya setengah jam saya sudah sampai pacet.
Plang ke arah batu, itu yang saya cari, dan saya ikuti. Yang
kedua adalah dimana jalan menanjak itulah tujuan saya. Sampai pacet udara sudah
mulai dingin, perlahan menyegarkan pikiran yang ruwet ini.
Menuju cangar banyak sekali tanjakan yang ekstreem,
terhitung 2 kendaraan yang tak kuat menanjak ketika saya berhenti di dekat
tanjakan ekstreem untuk sekedar menikmati panorama puncak gunging welirang di
depan dan puncak gunung penanggungan di sebelah kiri, sambil hunting foto.
Kendaraan yang tidak kuat pertama ada sepeda motor shogun karbu tahun 2000 an,
yang ini saya maklumi karna kendaraan sudah udzur, kendaraan yang kedua adalah
avanza keluaran terbaru, mungkin versi veloz saya tidak terlalu memperhatikan,
yang jelas mesin kendaraan sangat bekerja keras, tetapi tetap saja mundur lagi,
untung saja tak ada kendaraan di belakangnya. Mungkin saja joki nya yang kurang
pintar (dibaca ; amatir ) .
pemandangan gunung welirang, suatu saat saya akan berada di atas sana |
gunung welirang dan p200ns |
gunung welirang dan p200ns |
Lanjut perjalanan memasuki taman hutan raya, saya banyak
menemukan monyet di tengah jalan, hingga memaksa saya untuk membunyikan klakson
ketika melewati gerombolan monyet tersebut, terang saja monyet – monyet
tersebut adalah lebih pintar daripada kebanyakan orang – orang di kota, monyet
– monyet tersebut langsung minggir ketika saya klakson, memasuki hutan suhu
makin dingin, jalan sangat berkelok – kelok dan naik turun, tapi tak masalah
bagi p200ns saya dalam melibasnya. Justru ini lah kenikmatan seorang bikers,
kenikmatannya dapat mengusir stress.
cangar |
pemandangan cangar |
trek cangar |
pemandangan cangar |
Saya lanjutkan perjalanan menuju kota batu, hingga keluar
hutan raya jalan makin berkelok – kelok tapi di dominasi oleh turunan.
Pemandangan sangat indah, terasering dimana – mana. Pepohonan lebat dan bunga –
bunga indah juga tak mau kalah menonjolkan kecantikan nya, tapi mereka adalah
saling melengkapi. Saya hanya memacu kendaraan saya 30 – 40 kpj saja agar tidak
saya lewatkan menikmati alam kota apel ini. Oiya, di pinggir jalan banyak yang
jual apel, bahkan banyak yang boleh petik sendiri.
Jalan menuju kota batu semakin turun, pemandangan masih
indah, terlihat lereng gunung kawi dari kejauhan yang di bawahnya adalah kota
batu . saya temukan plang menuju alun – alun batu, beberapa menit sampai alun –
alun. Saya tek menyangka bertemu dengan alun – alun ini lagi, membangunkan
ingatan saya setahun lalu ketika saya touring dengan teman – teman saya dari
jogja, teringat ketika kita bertanya rute ke arah bromo pada pak polisi di pos
polisi alun – alun. Lalu teman saya rider klx justru ketakutan karena dia
memakai knalpot brong. Tapi ternyata pak polisi di batu baik – baik semua di
banding pak polisi di jogja . heheh
Lanjut lagi perjalanan saya yang sepertinya akan stop disini
dan akan putar arah menuju cangar lagi kemudian ke arah Surabaya. Karna saya
tidak mau kemaleman melewati hutan raya. Tapi sebelumnya saya harus makan
dahulu, setelah cari makan muter – muter area kota batu saya tak menemukan
tempat makan yang cocok bagi saya, takut mahal. Hehe
Saya pun memutuskan untuk mengisi bensin dahulu di dekat
alun – alun, karna bensin saya tinggal 3 strip dan takut kehabisan, karna pom
bensin hanya ada di sini dan tak ada lagi sampai pacet, takutnya nanti
kehabisan ketika melewati hutan raya.
Perjalanan saya lanjutkan saja, dan saya lupa makan, yang
penting masih ada tenaga untuk riding itu sudah cukup bagi saya. Perjalanan
lancar dan saya tetap menikmati panorama, tapi hari sudah sore sekitar jam 4,
hawa makin dingin, sweeter yang saya pakai tidak bisa membendung dinginnya
udara pegunungan, saya pacu p200ns pelan – pelan saja. Hingga sampai di
tikungan tajam di hutan raya saya melihat pemandangan yang cukup ngeri. Ada
seseorang yang merintih kesakitan di pinggir jalan dengan segrombol orang
mencoba menenangkan dan hanya sekedar melihat dan juga sebuah motor beat
terlihat hancur cukup parah lampu depan dan sekitarnya di tambah lagi mobil
avanza yang headlampnya juga hancur parah dan penyok di sekitarnya. Sebuah
kecelakaan adu banteng antara avanza dengan Honda beat persis di tikungan,
kronologi saya kurang tau, mungkin salah satu dari 2 kendaraan tersebut ada
yang memakan jalur berlawanan. Karna saya rasa saya tak di butuhkan disitu,
maka saya langsung berlalu saja.
Suhu dingin di cangar makin menusuk seiring dengan makin
gelapnya hari, gelap karna mendung. Tetapi tak lama kemudian saya sudah sampai
pacet dan jalan mulai lurus menurun, udara dingin mulai hilang. Jalan mulai
ramai tapi tetap lancer membuat saya jadi mengantuk dan autopilot, kemudian
saya berhenti sebentar untuk menghilangkan kantuk. Setelah kantuk hilang saya
lanjutkan perjalanan hingga sampai kota bertemu dengan kemacetan yang bikin stress
balik lagi, tapi bodo ahh, Haha. Cukup capek menembus kemacetan hingga beberapa
saat saya sudah sampai kos dengan selamat. Alhamdulillah
Tercatat di speedometer p200ns daya jelajah touring saya
sekitar 210 km lebih sedikit, saya lupa untuk memotret nya .
Touring kali ini walaupun sendiri tapi cukup mengasikkan,
seenggaknya stress saya berkurang. Nahh bagi kalian yang mungkin lagi banyak
pikiran atau yang sedang stress seperti saya ini, jangan ragu buat melakukan
touring sendiri, tujuan bisa kemanapun yang anda inginkan, dan keunggulan
touring sendirian adalah anda bisa mengatur waktu, berhenti, segala hal semau
anda sendiri. Dan jangan lupa persiapkan segala hal untuk keperluan touring,
seperti kondisi motor, riding gear untuk keamanan dan kenyamanan, kemudian uang
untuk bensin dan konsumsi di jalan. Dan jangan pernah malu terlihat riding
sendiri di jalan. Karna riding ini untuk menghilangkan stress bukan untuk
membuat orang – orang di jalan terkesan. Haha
Sekian dulu sharing dari saya, kurang lebihnya saya mohon
maaf. Wassalam
Thanks all ^_^