Sunday, October 1, 2017

Touring Jogja Surabaya seorang diri


 
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya selama saya mulai sering touring sendirian sejauh 300 km lebih menggunakan sepeda motor. Dari segi kehidupan saya, yang mana touring yang saya lakukan bukan untuk liburan atau piknik, tetapi untuk merantau, yang mana kota asal saya adalah Yogyakarta kota istimewa, merantau ke kota Surabaya.
Bagi diri saya yang menyukai touring, pasti senang bisa riding jauh bersama tunggangan baru yg bertenaga dan cukup nyaman, motor p200ns. Apalagi saya baru sekali touring sejauh 300 km lebih menggunakan byson, yaitu jogja – bromo, dari situ saya mulai ketagihan, tetapi tak pernah terlaksana hingga hampir 1 tahun menjelang untuk mengulanginya kembali. Hingga keinginan saya selalu bergejolak, akan tetapi hanya bisa melakukan touring – touring pendek saja yang mentok hanya sekitar 110 km an saja. Contoh : jogja – dieng , jogja – candi cetho.
Dari situ saya memutuskan untuk merantau saja ke surabaya, dengan kondisi yang memang sangat memungkinkan, yaitu saya baru saja mengalami insiden “dirumahkan dari tempat kerja saya” yang ada di jogja pada bulan april 2017. Saya mengungkapkan rencana saya ini kepada keluarga saya dan keluarga saya mengijinkan. Saya merencanakan berangkat ke surabaya setelah lebaran idul fitri.  3 bulan sudah saya kluntang kluntung di jogja tanpa ada kerjaan, sampai saatnya tiba saya harus berangkat ke surabaya. Tanggal 7 juli saya berangkat. Awalnya saya tidak boleh untuk berangkat naik motor, ortu menyarankan untuk di paketkan saja motornya, tapi karna tekat saya sudah bulat untuk naik motor, akhirnya rayuan mawut saya berhasil meluluhkan hati raja dan ratu di rumah untuk mengijinkan saya naik motor. Bermodalkan tekat dan keinginan yang tebal, dan tak lupa uang untuk membeli bensin dan makan dijalan.
Saya berpamitan dengan ibu saja, karna bapak sedang kerja, adik sedang main ke rumah temannya, kakak kerja juga.
Sedikit berat juga meninggalkan rumah, karna aku pergi untuk merantau, bukan untuk liburan atau piknik, karena merantau aku jadi tidak tau kapan lagi aku kembali ke rumah lagi berkumpul dengan keluarga dalam kehangatan. Tapi tak apa – apa, agar aku bisa lebih mensyukuri ketika aku bisa menyempatkan diri untuk kembali ke rumah walau hanya sebentar saja. Dan masih banyak lagi yang bisa ku dapat lebih bersyukur di perantauan.
Tak lupa saya juga pamitan dengan pacar saya, lewat wa saja, karna tadi pagi juga sudah pamitan secara langsung.
Saya sudah merencanakan jalur yang akan saya lewati menggunakan gps. Saya akan melewati jalur tengah, yaitu lewat jogja – klaten – solo – sragen – ngawi – madiun – caruban – nganjuk – jombang – mojokerto – surabaya.
Dan semuanya sudah siap, diantaranya adalah sepeda motor, sim, stnk, bpkb nggak usah kayaknya, tool kit, peralatan pribadi seperti baju ganti, p3k dll dan tak lupa tas untuk membawanya.
Ba’dha Ashar saya lepas landas. Sampai di kota jogja, macetnya alamak 1,5 jam sendiri saya dijogja, selepas bandara adi sucipto jalanan baru bisa lancar dan mulai keluar dari area DIY. Memasuki klaten jalan relatif lancar tak ada macet berarti. Memasuki area solo saya berhenti untuk sholat magrib. Saya buka hp untuk mengabari ortu dan pacar saya. Melihat riding gear saya dan barang bawaan saya yang banyak, seorang petugas pom bensin tertarik untuk bertanya tujuan saya dalam pengembaraan saya kali ini, saya jawab saja mau ke surabaya, petugas pom sangat terkejut, dan mengatakan bahwa surabaya masih 300 an km lagi. Saya mencoba untuk tidak mencerna jarak yang dikatakan oleh petugas pom tersebut. Saya sadar 300 km itu jauh sekali, apalagi ini sudah jam 6, pertanyaannya jam berapakah saya sampai di surabaya. Tapi sama sekali tak kupikirkan. Yang terpenting adalah tekat saya, yang harus selalu konsisten dan bertahan menghadapi apapun di jalanan yang keras.
Saya hela nafas untuk kembali nyicil perjalanan. Masuk kota solo sangat macet dan ngunci gak bergerak sama sekali, tapi untung hanya sebentar saja, selebihnya rame lancar, di kota solo saya ambil jalan lurus terus saja dan saya ikuti jalan hingga menemui plang memasuki karanganyar, dan belok ke kiri tepat di pertigaan fly over di karanganyar yang saya nggak tau apa nama fly over tersebut, tapi sepertinya satu – satunya fly over di karanganyar. Saya ikuti saja setiap ada plang menuju surabaya, hingga memasuki sragen saya ke kiri melewati bypass dan tidak melewati kota sragen, melewati bypass cenderung lebih lancar daripada melewati kota sragen tapi memutar yang menurut saya cukup jauh, tapi bisa ngebut karna tak ada banyak lampu lalin seperti di kota, jalanan ada yang terbuat dari beton dan juga aspal biasa, bypass di sragen ini adalah jalur untuk kendaraan – kendaraan besar seperti bus, truk dan kendaraan besar lainnya. Jalur relatif aman, walaupun malam hari, walau agak sepi, yang penting jangan terlalu larut, apalagi bagi biker yg jalan sendirian seperti saya.
Melewati jawa timur kondisi aspal sedikit lebih banyak lubang dari pada ketika di jawa tengah. Tetapi saat melewati hutan ngawi aspal sangat mulus, tapi jangan sampai terbuai untuk ngebut, ngapain juga gelap – gelap di hutan ngebut. Hehe. malam itu hutan ngawi cenderung rame dengan kendaraan besar dan beberapa kendaraan kecil, saya merasa enjoy aja walaupun di hutan yang gelap. Selesai melewati ngawi saya bisa menilai bahwa ngawi adalah kabupaten yang panjang, seperti tak ada habisnya ketika melewatinya. Kondisi aspal juga cukup beragam, dari yang mulus sampe bopeng – bopeng tapi masih encess lah 50 kpj buat p200ns saya nglewatinnya. Pemandangan pun juga tak kalah beragam, dari hutan hingga perkotaan. Ada sebuah pertigaan yang mana ke kanan melewati jalur kendaraan besar memutar cukup jauh dan jalur lurus melewati kota ngawi, saya memilih jalan memutar karna saya waktu itu memang belum tau apa – apa tentang jalur situ, yang pasti lebih jauh saja.
Lanjut lagi, sekitar jam 8 kurang malam hari mulai terlihat gapura selamat jalan kab ngawi, dan beberapa km muncul gapura selamat datang madiun di depan saya, sepertinya enak buat foto, tapi kok gelap, kapan – kapan ajalah kalau terang saza . hihi
Memasuki kab madiun, kondisi jalanan tak berbeda jauh dari pada ngawi, tapi madiun sangat pendek untuk dilewati, sebentar saja saya berada di kab madiun karna menurut peta saya hanya melewati pojok utara kab madiun saja, keluar kab madiun dan memasuki kota caruban, saya mengikuti plang ke arah surabaya saja dan lagi – lagi saya melewati jalur kendaraan – kendaraan besar lagi yang belok ke kiri sebelum memasuki kota caruban, yang mana itu juga memutar lebih jauh daripada melewati kota caruban. Tapi lebih sepi dan bisa lebih ngebut juga, tapi tetap harus hati – hati, karna jalan banyak lubang besar. Setelah jalur ini mulai sering saya menyebrangi rel kereta, dan tulilulilutt ada kereta lewat, saya harus menunggu, sambil menunggu saya keluarkan hp saya untuk mengabari keluarga di jogja dan pacar saya yang di jalan tadi sudah nelpon – nelpon terus, tak lupa saya juga mengabari bulik saya yang ada di surabaya yang akan menampung saya sementara waktu sampai saya menemukan pekerjaan di surabaya . jugkijagkijugkijagkijug kereta lewat sudah dan plang di buka saya mulai memasukan gigi motor saya dan gass. Di kab nganjuk macet oleh kendaraan – kendaraan besar, malam – malam begini. Hmm tak apa tetep trabas walaupun harus lewat gravel berkrikil yang beresiko untuk motor dapat tergelincir bila tak berhati – hati . gravel yang kering kerontang membuat debu sangat banyak beterbangan di udara. Hingga motor p200ns saya sampai dekil debu semua di seluruh badan, termasuk saya . haha. Tidak apa – apa namanya juga touring, apapun harus dilalui . hihi keep fighting pokok e
Akhirnya kemacetan selesai kulewati dan riding kulalui dengan santai sampai masuk kab jombang jam 10 an malam, kondisi aspal di jombang mayoritas nggak bisa di pake buat ngebut, jadi harus hati – hati, kalo nekat ya terima sendiri konsekuensinya, kendaraan – kendaraan besar relatif banyak . Tapi karna saya berhati – hati, jombang bisa saya lewati dengan mudah.
Memasuki kab mojokerto jalan lebar seperti ringroad di jogja hanya minus jalur motor saja tapi tetap bisa di lalui motor juga, kondisi aspal cukup enak, mulai banyak ditemui industri dan pabrik di daerah ini. Harus lebih fokus lagi bila sampai mojokerto, karna kendaraan besar cukup bisa ngebut disini. Jadi jangan terlena dengan apapun disini.
Selepas itu akan memasuki kab sidoarjo, daerah krian tepatnya, jalan relatif masih sama seperti mojokerto keadaannya. Tapi mulai macet oleh kendaraan besar maupun kecil, tetapi hanya waktu – waktu produktif masyarakat saja, kalau saya sampai situ sudah sekitar jam 11 malam lebih jadi fine – fine aja .
Saya berhenti di pinggir jalan untuk mengabari bulik saya di mana letak rumahnya, saya sangat bingung, jalanan bercabang kemana – mana ketika mulai memasuki area surabaya, ketika mau menggunakan gps tiba – tiba gps saya menjadi bego dan tidak bisa mendeteksi posisi saya, alhasil saya hanya membaca gps secara manual, dan beberapa kali tanya ke orang nihil hasilnya, lagi – lagi karna jalan di surabay banyak yg bercabang, tapi sedikit – sedikit membuat saya semakin dekat dengan dukuh kupang, tempat tinggal bulik saya. Dan saya telpon bulik saya ketika saya sudah sampai bonbin dan tanya orang saja jalan menuju tvri. Akhirnya ketemu dan saya sudah didepan tvri kemudian disamperin bulik, seneng rasanya karena baru saja muter – muter nggak jelas hampir 2 jam hampir nangis di tengah malam sepi dan sendiri. Huahuahuaaa
“doni sudah makan ?” tanya bulikku
“belum bulik” jawabku
“mau nasi goreng ?” tanya bulik lagi
“mau bulik” dalam hati mauuu buangeeetttt
Alhamdulillah saya bersyukur sekali sudah sampai di surabaya di rumah bulik. Bulik saya notabene hubungannya sangat dekat dengan ibu saya, alhasil saya sangat di perhatikan . yeyyyeee
Perjalanan selama 9 jam sendiri di gelap malam di temani kendaraan – kendaraan besar ini akan menjadi pelajaran untuk besok ketika saya riding untuk mudik ke jogja dan sebaliknya. Dan yang lebih penting lagi adalah dapat menambah keberanian dan rasa bersyukur dalam menjalani kehidupan ini.
Tak terasa ternyata sudah jam 1 malam, selesai makan nasi goring langsung tidur saja, takut kelelahan dan sakit nantinya malah ngrepotin. hehehe
p200ns/ p200ns mandi
p200ns di mandiin setelah berjibaku di lintas jogja - surabaya. geerrrrrrr

Thanks all ^_^


No comments:

Post a Comment